Rabu Pekan Biasa XXI, 23 Oktober 2019

Bacaan: Roma 6: 12-18; Lukas 12: 39-48

Tuhan Yesus membuat sebuah ilustrasi yang indah dalam menyampaikan ajaranNya kepada para muridNya. Gambaran seorang hamba yang menantikan tuannya pulang, sehingga hamba ini harus selalu berjaga sampai tuannya datang. Bukan hanya menunggu, namun hamba ini juga harus menyambut dan menyiapkan santapan bagi tuannya. Selama tuannya belum pulang, sang hamba tentu saja berjaga dan juga melakukan pekerjaannya dan bukan nganggur apalagi tidur. Hamba seperti inilah yang diharapkan, karena hamba ini melakukan semuanya dengan cinta dan kesetiaan kepada tuannya. Maka seorang hamba adalah orang yang mempunyai relasi yang dekat dengan tuannya, mengasihi dan memperhatikan tuannya, sebagai yang diabdi.

Ternyata tuan yang diabdi itu adalah Tuhan sendiri, yang pada akhir zaman nanti akan datang untuk membawa manusia, kita semua, memasuki Kehidupan Kekal. Manusia tidak pernah tahu kapan Tuhan akan datang kembali sebagai tanda kedatangan akhir zaman. Oleh sebab itulah manusia seperti hamba, perlu berjaga dan terus bekerja untuk mempersiapkan kedatanganNya, kapan pun itu akan terjadi. Manusia yang setia, yang selalu siap dan berjaga tentu akan menyambut ketika Tuhan datang dan melayaniNya. Manusia seperti inilah yang akan memasuki Kehidupan Kekal bersama Tuhan yang dicintainya.

Bagaimana dengan kita sendiri, apakah kita juga sudah menjadi seorang hamba yang baik dan setia, yang mempersiapkan kedatangan Tuhan kepada kita? Saatnya sekarang ini, kita perlu semakin menyadari panggilan hidup kita sebagai seorang hamba Tuhan. Kita semua perlu mempunyai sikap dan hati seorang hamba, yang setia dan tekun bekerja bagi Tuhan dan selalu siap sedia menantikan kedatangan Tuhan, kapan pun itu terjadi. Dalam masa penantian ini, kita tetap terus bekerja dan melakukan semua tugas kita dengan baik. Selalu perlu waspada akan berbagai tawaran dunia yang bisa menyesatkan kita. Begitu pula sikap hidup yang baik dengan semangat kasih dan pengorbanan, harus terus dijaga. Maka melalui kerja harian, perbuatan harian yang sederhana serta doa yang tekun, kita telah menjadi hamba yang baik dan setia serta selalu menyiapkan kedatangan Tuhan.