Jumat Pekan Biasa XXX, 1 November 2019

Bacaan I: Why 7:2-4.9.14; II: 1 Yoh 3:1-3; Mat. 5:1-12a

Belajar Menjadi Kudus Zaman Now

Hari ini gereja seluruh dunia merayakan Hari Raya Orang Kudus, kita diajak untuk besyukur dan sekaligus belajar dari mereka-mereka yang telah mendahului kita yang kehidupan imanya menjadi contoh bagi kita di gereja peziarah ini. Dalam seluruh tahun liturgi, kita telah memperingati dan merayakan beberapa dari mereka di antara sekian banyak orang kudus lainya. Kita memperingati dan merayakan pesta mereka terutama karena mereka telah menjadi contoh iman yang terpuji. Kristus sungguh di hayati dan dihidupi dalam pola pikir, perilaku dan karya perutusan yang telah dipercayakan kepada mereka. Banyak dari mereka tidak segan-segan mengorbankan hidup mereka demi kebenaran dan keadilan yang bersumber dari Kristus sendiri. Mereka berani dan setia menjadikan Kristus sebagai pusat dan pola hidup sehari-hari.

Panggilan hidup kristiani kita adalah menuju kekudusan. Dengan demikian kita semua diajak untuk membangun kesadaran terus-menerus sehingga apapun yang kita lakukan kendati itu kecil dan sederhana selalu mengarahkan kita sampai pada hidup yang dikuduskan.

Bacaan injil hari ini memberikan kita guideline untuk bisa menjadi orang yang dipanggil pada kekudusan. Injil mengajak kita untuk terus bertekun dalam berbuat baik dan selalu bersandar pada kehendak Tuhan, selalu bertutur kata dan bertindak yang lemah lembu, hidup jujur, adail dan rendah hati, berani berkorban demi kebaikan orang yang sungguh membutuhkan. Di sisi lain, kita juga ditantang untuk tetap teguh dan sabar dalam iman kita karena kita tidak bisa menghindari tantangan dan persoalan hidup yang sering membuat kita lelah dan bisa menyerah pada keadaan.

Paus Fransiskus dalam Gaudete Exultate, mengingatkan kita bahwa panggilan kekudusan adalah sebuah peluang yang harus kita tumbuhkan dalam diri kita sebagai pengikut Kristus. Untuk sampai pada kekudusan terutama pada jaman now ini, Paus Fransiskus mengajak kita secara kongkrit untuk mengusahakan kekudusan melalui: Pertama: hidup pribadi, keluarga, kelompok kategorial; kedua: kegiatan kecil yang kelihatan tanpa arti; ketiga: tutur kata yang penuh kehangatan dan cinta, tidak nyinyir dan dan tanpa motivasi kebencian; keempat: cara berpikir yang diilhami oleh Roh Kudus agar tidak jatuh dalam ajaran dan praktek yang sesat; lima: cinta kasih Tuhan dan sesame, melayani Tuhan dalam diri sesama.

Mari kita melihat banyaknya peluan untuk menjadi orang kudus lewat kehidupa kita sehari-hari dan juga belajar dari orang kudus yang telah menjadi contoh dalam mengejar kekudusan ketika masih di dunia ini.