KAMIS DALAM PEKAN KE 32

MASA BIASA – 14,November 2019

Kebijaksanaan 7:22b-8:1

Lukas 17:20-25

Saudara-saudariku terkasih,
“Kebijaksanaan” dengan huruf besar dari bacaan pertama hari ini menggambarkan aura atau pancaran pernafasan kekuasaan Allah, dan pancaran murni dari kemuliaan Yang Mahakuasa (Keb. 7:25). Kebijaksanaan adalah rahmat dari Allah: Pencipta dan sumber dari segala pengetahuan dan iman. Ia memberikan kita pengertian dan ketajaman atau kecermatan untuk mengenal serta keterbukaan kita untuk mengikuti Dia dalam hidup ini, dimana Kebijaksanaan itu tercermin dalam diri Yesus Kristus.
Selama Yesus berajalan keliling dan berbuat  baik, para keturunan Abraham, yakni orang-orang Yahudi, bangsa pilihan Allah sudah sekian lama bersikera menantikan kedatangan Mesias yang akan menyelamatkan mereka. Oleh karena itu dalam bacaan Injil hari ini kaum Pharisi bertanya kepada Yesus,  kapan kerajaan Allah akan datang. Dengan kata lain: “kapan Mesias itu datang?”Kita bisa membaca dari ayat-ayat sebelumnya dimana Yesus mengatakan: “Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah, juga orang tidak dapat mengatakan: Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana! Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu.” (Lk. 7:20-21). Dengan demikian sebenarnya kaum Pharisi itu sudah bisa mengerti akan jawaban Yesus itu dan mereka sudah harus menyadari bahwa Yesus itu adalah Mesias. Yesus tidak perlu lagi menjawab “kapan” kerajaan Allah akan datang kepada mereka, karena kerajaan Allah itu sudah ada ditengah-tengah mereka, dihadapan mereka. Allah telah menghadirkan kerajaan itu kedalam dunia. Mereka hanya tidak dapat atau tidak mau melihatNya. Oleh karena itu mereka tidak mau menerima penjelasan apapun yang Yesus berikan.
Saudara-saudariku terkasih,
Sebagai orang Katolik, boleh dibilang kita terberkati karena bisa menerima Yesus setiap kali kita menghadiri perayaan Ekaristi. Kita tidak hanya mendengar “Kebijaksanaan” dalam sabdaNya tetapi juga menerimaNya ketika kita menerima Tubuh dan DarahNya. Oleh karena itu setiap kali kita menghadiri perayaan Ekaristi, Kristus hadir untuk kita. Ketika kita mengucapkan “kudus, kudus, kudus,” secara tegas dan nyata kita menyembah Allah dalam segala kekuasaanNya, surga dan bumi penuh kemuliaanNya bersama para malaikat dan para kudus. Dengan kata lain Yesus menghendaki agar kita pun boleh mengalami kegembiraan akan keselamatan, terberkatilah yang datang atas nama Tuhan, terpujilah Engkau di surga. Pujian inilah telah menjadi ungkapan iman dan pengertian kita akan kehadiran Kerajaan Allah di tengah-tengah kita, dimana kita juga diberi kesempatan untuk menerima kebenaran dan melihat kehadiran Yesus Kristus sendiri ketika kita menerima Tubuh dan DarahNya. Semoga, dengan bantuan rahmat Allah sikap iman kita tidak pudar dan pengertian kita akan kehadiran “Kebijaksanaan” dalam Tubuh dan Darah Yesus akan terus bertumbuh dan berkembang dalam kehidupan kita setiap hari. Amin.