Parafrase Injil Lukas yang bisa kita baca di atas adalah beberapa informasi tentang bagaimana Yesus mengajarkan para murid-Nya untuk hidup dalam kesetiaan pada sabda-Nya. Kita juga mampu menggali beberapa hal dasar yang utama dalam menyelami kehidupan kristiani. 

Yesus sendiri membuktikan bahwa dia mampu membaca dan menganalisis tanda-tanda zaman dan sejarah. Orang mungkin saja dibutakan atau ditakut-takuti oleh segala macam bencana alami atau bencana kemanusiaan yang menghampiri namun Yesus melihat kejatuhan demi kejatuhan yang akan datang. Dengan ini oara murid Yesus diingatkan bahwa mereka tidak bisa melihat tanda-tanda zaman hanya dengan mengandalkan kemampuan dan kebijakan manusiawi mereka sebab kemampaun dan kebijakan manusiawinya bersifat sangat terbatas. Hanya ketika orang mampu melihat dan menganalisis lewat mata Allah sendiri, orang itu akan melihat semakin terang dan tajam. Dan untuk melihat dengan mata Allah, sebuah komunikasi dan relasi yang konstan dengan Allah dalam doa dan permenungan akan sabdanya, sangatlah dibutuhkan. 

Yesus juga berjanji bahwa para murid tidak akan berhadapan dengan penghakiman sendirian. Itu bukan berarti bahwa penghakiman adalah hal yang manis. Diadili karena bersalah tentu berbeda dengan diadili walau tak bersalah. Dalam kasus di mana orang diadili sekalipun tidak bersalahlah, Yesus mengingatkan kita agar tidak putus asa dan tawar hati. Kita bisa saja berkecil hati namun kita tidak hilang harapan. Sebab dalam pencobaan yang paling keras sekalipun, Kristus ada bersama kita. Dan Kalau Kristus ada bersama kita, penjara sekalipun akan berubah menjadi istana yang indah, kursi sidang bahkan dapat dilihat sebagai sebuah tahta kebenaran, dan badai kehidupan bagaikan sebuah musim panas yang menguatkan dan menyehatkan. Menulis ini membuat saya teringat pada Basuk Cahya Purnama, sosok panutan yang berbicara bahwa kebenaran yang berkanjang pada akhirnya akan menang menghadapi badai hidup yang bergejolak. 

YESUS: “Kalau kamu tetap bertahan (dan BERKANJANG, kamu akan memperoleh hidupmu.” Amin. 

SumberĀ http://www.imankatolik.or.id/