Mrk 6 :14-29

Bacaan Injil hari ini seolah menyambung bacaan Injil kemarin, yang menceritakan bahwa Yesus mengutus para murid berdua-dua untuk pertama kalinya. Mereka diutus menyembuhkan orang sakit dan memberi kuasa untuk mengusir roh-roh jahat. Namun sebelum menjalankan tugas sebagai rasul, Yesus memberikan beberapa syarat yaitu hidup yang lepas bebas, hanya tergantung dan percaya kepada Allah saja. Mereka diminta untuk tidak terlekat pada sesuatu ataupun seseorang. Semua persyaratan untuk mengikuti Yesus sampai akhir hayat itu seolah ditegaskan kembali dalam bacaan Injil hari ini, yang mengkisahkan kematian Yohanes Pembaptis. Sikap percaya dan beriman kepada Allah tidak menghalangi datangnya suatu penderitaan tetapi sikap percaya dan beriman tersebut mengijinkan diri kita untuk menghayati iman akan Kristus sampai akhir hidup kita. Yohanes Pembaptis memberikan teladan bagi umat beriman, ia senantiasa hidup seturut kehendak llah sampai akhir. Hidup beriman kepada Allah bukanlah hidup yang serasa ditaburi indahnya bintang-bintang dan berjalan dibawah kehangatan sinar matahari dan juga bukanlah hidup yang dijalani tanpa kekawatiran dan ketakutan. Hidup bersama Allah justru memberikan keberanian untuk melewati dan menghadapi berbagai macam penderitaan: mungkin pengalaman sakit yang menahun, perselisihan, konflik dan dosa yang membelenggu. Yohanes Pembaptis menjadi model hidup umat beriman yang setia sampai akhir. Melakukan kehendak Allah berarti, kita membiarkan Allah untuk menuntun hidup kita. Sikap percaya akan Penyelenggaraan ilahi menjadi ssikap batin kita.

« Allah yang mahakasih, curahkanlah Roh KudusMu agar kami mampu menjadi saksi-saksiMu seperti Yohanes Pembaptis yang berani menyuarakan kebenaran meski harus menghadapi penderitaan »