Pekan Biasa VI, 21 Februari 2020

Yak 2:14-24.26: Mrk 8:34-9:1

Kita selalu dengar istilah “banyak bacotnya” tapi kerjanya tidak ada. Orang suka berteori tapi realisasinya tidak ada. Orang berkhayal tinggi tapi tidak melakukan apa-apa. Kalimat-kalimat tersebut diatas adalah expresi kecewa terhadap orang yang banyak bicara tapi tidak melaukan apa-apa.

Hari ini dalam bacaan pertama, St. Yakobus menggambarkan sesuatu yang lebih dalam pada hakekat iman itu sendiri. Iman yang membuat orang menunjukan kesejatian pribadi dalam relasi dengan Tuhan. Kata Yakobus, “iman tanpa perbuatan adalah mati”. Iman kalau tidak dihidupi secara nyata tidak ada gunanya. Iman harus berbuah, iman harus berkembang, iman harus berefek terhadap orang lain. iman harus menggerakan orang lain untuk beraksi. Apa gunanya orang beriman tapi kelakuan atau tingkahlakunya seperti tidak mengenal Tuhan, apalah artinya?

Yakobus mengajak kita untuk terus bertekun menumbuhkan iman kita lewat perbuatan yang nyata, perbuatan yang kongrit. Iman hanya diakui tanpa dipraktekan adalah iman yang mandul, iman yang tidak berbuah. Perbuatan nyata atas dasar iman sesungguhnya bukti iman yang aktif dan membawa daya yang baik bagi sesama.

Apa yang dikatakan oleh Yakobus senada dengan bacaan injil hari ini. Yesus menantang orang yang mengimani Dia untukselalu memikul salib hidupnya. “Barangsiap mengikuti aku harus menyangkal diri, memikul salibnya dan mengikut Aku. Penyagkalan diri sebagai pengikut Kristus adalah sesuatu yang tidak mudah karena kita seringkali lebih mengutamakan hal-hal yang membuat kita merasa aman kendati harus berkorban. Menyangkal diri atau mengorbankan diri untuk sesuatu yang kita maui, kita pasti bisa. Sebaliknya mengorbankan diri untuk orang lain, orang bisa berpikir seribu kali dan bahkan tidak mau.

Yesus menuntuk sesuatu yang harganya sangat mahal. Harga tidak bisa dibayar dengan harta. Harga yang harus dibayar dengan pengorbanan diri. Beranikah kita untuk menyagkal diri kita dan memanggul salib yesus di jaman kita ini. zaman yang selalu menuntuk kenyamanan diri, semua orientasi hidup adalah demi kebahagiaan saya, mampukah kita keluar dari sekat atau tembok pemikiran ini dan berani berbuat sesuatu yang berbeda dengan arus ini? beranikah kita bersaksi akan sesuatu yang berbeda dengan dunia demi keselamatan abadi kelak?

Tantangan tidak mudah tetapi Tuhan selalu puny acara untuk membantu kita asal kita mau serius untuk mengikuti Dia. Tuhan mau supaya kita menjadi saksi akan semua kebaikan bagi dunia kita ini. Dia butuh perbuatan dan aksi nyata yang real dari kita berdasarkan apa yang kita yakini yang berasal dari Dia semata. Mari kita bertekun. Tuhan berkati