HARI RABU DALAM MINGGU PERTAMA PRAPASKAH
Yunus 3:1-10Lukas 11:29-32
Saudara-saudariku terkasih,
Mazmur 51 untuk perayaan hari ini mengingatkan kita akan kasih setia Allah yang luar biasa dan yang patut disyukuri atas kehidupan dan cintaNya kepada kita. Oleh karena itu dalam Mazmur 51:12 dikatakan: “Jadikanlah hatiku tahir ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh.” Suatu permohonan tidak hanya pembaharuan batin tetapi juga pembaharuan lahiriah … “Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju!” Menjadi putih, bersih physically untuk zaman sekarang bukanlah sesuatu yang tidak mungkin. Seperti operasi jantung sudah menjadi suatu procedure yang biasa, karena selama kurang lebih 25 tahun bertugas sebagai chaplain di rumah sakit sudah beberapa kali saya ikut menyaksikan operasi jantung. Suatu procedure yang luar biasa dan begitu banyak yang berhasil. Pasien-pasien itu bisa kembali sehat dan jantungnya bisa kembali berfungsi dengan baik.
Lalu dalam bacaan Injil hari ini, orang banyak yang mengikuti Yesus meminta tanda atas “Peristiwa Inkarnasi”, dimana Yesus benar-benar manjadi manusia. Mereka menghendaki tanda atas kemanusiaan dan keilahian Yesus. Selain itu mereka tidak melihat tanda akan kemurnian hati. Oleh karena itu Yesus memberi mereka tanda nabi Yunus. “Sebab seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda untuk angkatan ini.” (Lukas 11:30) Dalam dan melalui peristiwa ini Yesus mau menunjukkan kepada orang banyak yang mengerumuniNya akan “kasih dan kesetiaan Allah.
Saudara-saudari terkasih,
Kita sudah bisa membayangkan betapa sulit nabi Yunus seperti yang kita lihat dalam bacaan pertama hari ini, meyakinkan umat Niniwe untuk bertobat. Yunus bertindak seperti seorang dokter ahli bedah yang harus memberikan prognosa kepada orang Niniwe kalau mereka mau selamat atau mau menjadi sembuh. Yunus memberanikan diri masuk ke kota Niniwe, mengumumkan: “Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikan.” Umat Niniwe mendengarkan kata-kata nabi Yunus, lalu mereka semua baik orang dewasa maupun anak-anak, mengenakan kain kabung dan berpuasa. Pada akhir bacaan pertama hari ini dikatakan: “Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkanNya terhadap mereka, dan Ia pun tidak jadi melakkukannya.” Bangsa Niniwe bertobat.
Dengan demikian baik tanda nabi Yunus maupun ratu dari selatan dalam bacaan injil hari ini merupakan tanda kasih setia Allah, dimana Yesus sendirilah yang menyembuhkan orang dari sakit lahiriah lewat mukjizat-mukjizat dan warta pertobatan bukan hanya kepada bangsa Yahudi, tetapi juga kepada anda dan saya. Yesus, Anak Manusia datang kepada siapa saja yang mau bertobat, yang mau menjadi suci, bersih. 
Jadi saudara-saudariku terkasih, begitu kita memasuki masa puasa (Masa Prapaskah), kita diberi kesempatan untuk benar-benar mendengarkan dan mentaati prognosis Dokter Ilahi (Divine Physician). Semoga hati kita menjadi bersih dan berfungsi dengan baik dan hidup dalam kasih karunia Allah. Semoga selama masa puasa ini kita berhasil menjalaninya dengan memelihara hubungan yang baik dengan sesama. Semoga segala penyumbatan pembuluh darah (yakni dosa-dosa kita) dapat diatasi sehingga hubungan kita dengan Tuhan dan sesama bisa dapat berfungsi dengan baik, sehat, damai dan bahagia selalu. Amin.