Header image alt text

indonesian catholic online evangelization

Berita Duka

Posted by admin on October 26, 2013
Posted in renungan 

RIP: Rektor Seminari Mertoyudan Romo Ignatius Sumaryo SJ Saat Ikut Jakarta Maraton

Rektor Seminari Mertoyudan Romo Ignatius Sumaryo SJ mendadak jatuh pingsan saat ikut lomba lari Jakarta Maraton bersama beberapa romo Jesuit lainnya. Alm. Romo Maryo meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit.

Hingga kabar duka ini kami rilis, jenazah almarhum Romo Maryo masih disemayamkan di RS Sint Carolus Jakarta.

Menurut rencana, misa requiem untuk almarhum Romo Maryo SJ akan berlangsung Minggu (27/10) malam ini di Kapel Kolese Kanisius Menteng

Berita selengkapnya..

Kami segenap Romo, Suster dan Redaksi lubukhati.org , ikut berduka cita dan mengiringi kepergian Romo Maryo, dengan doa … Selamat Jalan Romo Maryo, terima kasih atas sumbang sih mu kepada kami semua.

Redaksi, Para Romo dan Suster.

 

Renungan Oktober 26

Posted by admin on October 26, 2013
Posted in renungan 

Rm Marya SJ (rektor Seminari Mertoyudan, Magelang)

Tuan biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi

(Rm 8:1-11; Luk 13:1-9)

Pada waktu itu datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang mereka persembahkan.  Yesus menjawab mereka: “Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian.  Atau sangkamu kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem?  Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian.”  Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: “Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya. Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma!  Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya,  mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!”(Luk 13:1-9), demikian kutipan Warta Gembira hari ini. Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

Tidak ada seorang pun di dunia ini yang tidak berdosa, masing-masing dari kita pasti pernah melakukan dosa atau bahkan sampai sekarang masih selalu melakukan dosa. Semakin tambah usia berarti semakin bertambah dosanya juga, maka marilah kita ingat dan imani kemurahan dan kesabaran hati Allah terhadap kita orang-orang berdosa ini. Kita dianugerahi kesempatan untuk bertobat atau memperbaharui diri, maka marilah kita gunakan waktu dan tenaga kita yang ada untuk bertobat melalui cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari dimana pun dan kapan pun. Kiranya setiap saat kita juga sering diingatkan oleh saudara-saudari kita akan kelemahan dan pelanggaran atau kelalaian kita, maka dengan rendah hati marilah kita dengarkan dan sikapi dengan positif peringatan dari saudara-saudari kita agar kita memperbaiki kesalahan dan kelalaian kita. Hendaknya kita juga saling mengingatkan dan mendengarkan satu sama lain. Kita sadari dan hayati bahwa kita adalah orang-orang berdosa yang dipanggil Allah untuk bertobat dan akhirnya berpartisipasi dalam karya penyelamatanNya. Marilah kita kembangkan dan perdalam keutamaan-keutamaan atau nilai-nilai kehidupan yang kita miliki sekecil dan sesederhana apapun, karena dengan mengembangkan dan memperdalam keutamaan atau nilai-nilai yang kita miliki pada umumnya kelalaian atau kesalahan kita akan terhapus dengan sendirinya. Kita hendaknya juga saling mengingatkan perihal keutamaan-keutamaan atau nilai-nilai kehidupan yang kita miliki.

Mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah.Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.” (Rm 8:5-9). Sebagai orang beriman atau beragama kita semua diharapkan senantiasa hidup dalam dan oleh Roh, yang berarti senantiasa memikirkan kehendak dan perintah Allah dimana pun dan kapan pun. Apa yang akan kita lakukan tergantung pada apa yang kita pikirkan, maka hendaknya kita senantiasa memikirkan kehendak dan perintah Allah agar cara hidup dan cara bertindak kita senantiasa sesuai dengan kehendak dan perintah Allah. Memang kecenderungan kita semua adalah memikirkan hal-hal atau perkara-perkara duniawi, dan memang juga tidak seluruhnya salah. Hendaknya kita sadari dan hayati bahwa hal-hal atau perkara-perkara duniawi merupakan sarana yang dianugerahkan oleh Allah kepada kita untuk memuji, memuliakan, menghormati dan mengabdi Allah. Jika kita berani menyikapi dan menghayati bahwa harta benda merupakan sarana, maka kita tidak akan jatuh kepada sikap mental duniawi. Kepada mereka yang masih bersikap mental duniawi atau materialistis kami harapkan segera bertobat atau memperbaharui diri. Tidak ada kata terlambat untuk bertobat dan memperbaharui diri. Sekali lagi kami ingatkan bahwa Roh Allah ada dalam diri kita masing-masing, yang menggejala dalam kehendak baik, maka hendaknya kehendak baik tersebut tidak disimpan, melainkan segera diwujudkan.

TUHANlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya. Sebab Dialah yang mendasarkannya di atas lautan dan menegakkannya di atas sungai-sungai.”Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?””Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan” (Mzm 24:1-4b)

Renungan Oktober 25

Posted by admin on October 25, 2013
Posted in renungan 

Rm Marya SJ (rektor Seminari Mertoyudan, Magelang)

“Berusahalah berdamai dengan dia selama di tengah jalan”

(Rm 7:18-25a; Luk 12:54-59)

“Yesus berkata pula kepada orang banyak: “Apabila kamu melihat awan naik di sebelah barat, segera kamu berkata: Akan datang hujan, dan hal itu memang terjadi. Dan apabila kamu melihat angin selatan bertiup, kamu berkata: Hari akan panas terik, dan hal itu memang terjadi. Hai orang-orang munafik, rupa bumi dan langit kamu tahu menilainya, mengapakah kamu tidak dapat menilai zaman ini? Dan mengapakah engkau juga tidak memutuskan sendiri apa yang benar? Sebab, jikalau engkau dengan lawanmu pergi menghadap pemerintah, berusahalah berdamai dengan dia selama di tengah jalan, supaya jangan engkau diseretnya kepada hakim dan hakim menyerahkan engkau kepada pembantunya dan pembantu itu melemparkan engkau ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.” (Luk 12:54-59), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

Di dalam perjalanan hidup dan tugas pengutusan kita senantiasa ada tanda-tanda kehadiran atau karya Allah, dan untuk itu sebagai umat beriman kita dipanggil untuk mendengarkan dan menanggapinya. Kami percaya kita juga sering menghapi peristiwa atau orang yang tidak
sesuai dengan keinginan atau selera pribadi kita dan ada kecenderungan bagi kita untuk memusuhi atau membencinya. Sebagai orang beriman kita dipanggil untuk berdamai dengan siapapun dan apapun, maka untuk itu lihatlah dan imanilah apa yang baik di dalam diri saudara-saudari kita maupun lingkungan hidup kita, sebagai tanda kehadiran dan karya Allah.
Dengan kata lain marilah kita senanitiasa berpikiran positif atau baik kepada orang lain maupun lingkungan hidup kita, dan percayalah bahwa apa yang baik dan positif lebih banyak daripada apa yang buruk dan negatif. Pertama-tama dan terutama kami harapkan dalam mendidik atau
membina anak-anak atau peserta didik hendaknya senantiasa mengembangkan dan memperdalam apa yang baik dan positif dalam diri mereka, dengan kata lain senantiasa berpartisipasi dalam karya penciptaan Allah. Hidup berdamai dengan siapapun dan apapun hemat saya lebih nikmat, mempesona dan menarik dari pada membenci atau memusuhi.
Kepada mereka yang pada saat ini masih membenci atau memusuhi sesuatu atau orang, kami harapkan segera berdamai,  sebelum meninggal dunia atau dipanggil Tuhan. Berdamai atau bersahabat dengan siapapun dan apapun ketika dalam perjalanan kita menemui kesulitan atau tantangan akan segera memperoleh bantuan atau pertolongan. Ingatlah, sadari dan hayati bahwa apapun yang dikatakan atau dilakukan orang lain terhadap diri kita adalah wujud kasih mereka kepada kita, maka tanggapi dengan penuh syukur dan terima kasih.

“Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku. Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku. Sebab di dalam batinku aku suka
akan hukum Allah, tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku.” (Rm 7:20-23). Kutipan ini kiranya mengingatkan kita semua bahwa nafsu atau keinginan anggota-anggota tubuh kita pada umumnya adalah berbuat
jahat atau melakukan dosa. Maka dengan ini kami ajak anda sekalian untuk dengan rendah hati dan bantuan rahmat Allah berusaha mengendalikan derap langkah anggota-anggota tubuh kita senantiasa sesuai dengan kehendak dan perintah Allah. Marilah kita atur
nafsu-nafsu atau gairah-gairah kita sedemikian rupa sehingga teratur sebagaimana dikehendaki oleh Allah. Godaan atau rayuan untuk berbuat dosa atau melakukan apa yang jahat pada masa kini memang sungguh marak dan cukup banyak orang terjatuh kedalam dosa atau perbuatan jahat mengikuti godaan atau rayuan tersebut. Anak-anak atau generasi muda
masa kini sungguh telah terkuasai oleh hiburan-hiburan yang tidak sehat, entah berupa bacaan atau tontonan di internet dst.. Maka dengan ini kami berharap dan berpesan kepada anak-anak dan generasi muda untuk senantiasa menikmati hiburan yang sehat serta jauhkan aneka
hiburan yang tidak sehat. Untuk itu hendaknya jangan hidup menyendiri di kamar saja asyik dengan permainan game di internet, melainkan bergaullah dengan teman-teman anda seraya menikmati hiburan-hiburan sehat. Kepada para orangtua kami harapkan sungguh memperhatikan
anak-anaknya dalam hal hiburan ini, dan jangan biarkan anak-anak mencari hiburan hanya mengikuti selera pribadinya.

“Ajarkanlah kepadaku kebijaksanaan dan pengetahuan yang baik, sebab aku percaya kepada perintah-perintah-Mu. Engkau baik dan berbuat baik; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.” (Mzm 119:66.68)

Renungan Oktober 23

Posted by admin on October 23, 2013
Posted in renungan 

Rm Marya SJ (rektor Seminari Mertoyudan, Magelang)
“Aku datang untuk melemparkan api ke bumi”

(Rm 6:19-23; Luk 12:49-53)

“Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku harapkan, api itu telah menyala! Aku harus menerima baptisan, dan betapakah susahnya hati-Ku, sebelum hal itu berlangsung! Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan. Karena mulai dari sekarang akan ada pertentangan antara lima orang di dalam satu rumah, tiga melawan dua dan dua melawan tiga. Mereka akan saling bertentangan, ayah melawan anaknya laki-laki dan anak laki-laki melawan ayahnya, ibu melawan anaknya perempuan, dan anak perempuan melawan ibunya, ibu mertua melawan menantunya perempuan dan menantu perempuan melawan ibu mertuanya.” (Luk 12:49-53), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

Ketika api membakar gedung atau rumah pada umumnya semuanya akan ludes tak berbekas lagi, namun jika ada emas murni di dalam gedung atau rumah tersebut, yang mungkin disimpan begitu rahasia, akhirnya akan semakin kelihatan dengan jelas: emas murni terbakar akan semakin kelihatan kemurnian atau keasliannya. Sabda hari ini mengajak dan mengingatkan kita semua agar senantiasa hidup dan bertindak sesuai dengan ‘jati diri’ kita yang benar serta tidak berpura-pura atau bersandiwara. Secara konkret ketika telah menempuh hidup baru, entah hidup berkeluarga sebagai suami-isteri atau membiara atau imamat, henndaknya hidup dan bertindak sesuai dengan spiritualitas hidup baru terkait. Hendaknya kita hidup dan bertindak dijiwai spiritualitas, dan bukan lagi terkuasai oleh semangat daging atau nepotisme. Ketika anda memiliki profesi berdagang hendaknya bekerja sesuai dengan tata tertib atau aturan berdagang yang baik, demikian juga profesi-profesi lainnya. Secara khusus kami berharap kepada para peserta didik atau pelajar, yang memiliki jati diri atau panggilan belajar, untuk sungguh membaktikan diri dalam belajar, memboroskan waktu dan tenaga untuk belajar. Jika selama berprofesi sebagai pelajar atau peserta didik anda sungguh belajar dengan baik, maka kelak dalam profesi apapun pasti akan hidup dan bertindak sesuai dengan profesi terkait. Kepada anda yang berkeluarga sebagai suami-isteri kami harapkan setia dalam saling mengasihi baik dalam untung maupun malang, dalam sakit maupun sehat, karena dengan demikian berarti cara hidup dan cara bertindak anda akan mempengaruhi sikap mental anak-anak anda: setia pada panggilan dan tugas pengutusannya.

“Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal. Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita” (Rm 6:22-23). Kutipan ini kiranya mengingatkan dan mengajak kita semua agar senantiasa ‘bebas merdeka’ alias menjadi ‘hamba Allah’ dalam cara hidup dan cara berindak apapun dan dimana pun, tidak dikuasai oleh dosa atau melakukan dosa dan kejahatan sekecil apapun. Sebagai orang beriman kita dipanggil untuk senantiasa melaksanakan kehendak atau perintah Allah, dan hemat saya kehendak dan perintah Allah yang utama dan pertama adalah ‘saling mengasihi sebagaimana Allah  telah mengasihi kita’. Sekali lagi saya angkat di sini bahwa wujud kasih yang utama adalah boros waktu dan tenaga bagi yang terkasih, maka baiklah jika kita saling memboroskan waktu dan tenaga satu sama lain, dan tentu saja pertama-tama dan terutama terjadi dalam keluarga atau komunitas kita masing-masing. Jika kita dengan mereka yang hidup dekat setiap hari dengan kita dapat saling mengasihi dengan baik dan benar, maka dengan mudah kita mengasihi orang lain. Sebaliknya jika dengan mereka yang dekat dengan kita tak mampu saling mengasihi dengan baik dan benar, maka mengasihi yang lain sungguh merupakan pelarian tanggungjawab, sebagaimana terjadi dengan suami atau isteri yang selingkuh dengan orang lain karena tak mampu saling mengasihi. Kita semua hendaknya setia menghayati panggilan atau melaksanakan tugas pengutusan kita sendiri,yang utama atau pokok, dan jangan dengan mudah meninggalkan tugas atau panggilan utama dengan melaksanakan tugas sambilan. Mengapa orang senang melakukan tugas sambilan, karena tidak dituntut tanggungjawab dan pada umumnya juga memperoleh imbalan yang menarik. Sekali lagi kami ingatkan: jangan berselingkuh atau menyeleweng dari tugas dan panggilan utama atau pokok.

“Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.” (Mzm 1:1-3)

Renungan Oktober 22

Posted by admin on October 22, 2013
Posted in renungan 

Lukas 12:39-48  Bermental budak
Perbudakan memiliki sejarah panjang semenjak masa Yunani dan Romawi Kuno. Para budak didapatkan dari orang yang kalah perang, para nelayan yang ditangkap oleh penjahat dan dijual, tahanan, serta orang yang menjual diri sendiri sebagai budak karena kemiskinan.

Para budak menjadi barang milik tuannya yang bisa dijual atau
disewakan setiap waktu. Sering kali mereka diperlakukan sangat buruk oleh tuannya karena kesalahan-kesalahan kecil yang dibuat. Dunia Romawi menerima perbudakan sebagai bagian dari kehidupan social mereka, tidak ada yang salah dalam perbudakan.

Namun, tidak semua budak hidup dalam kemiskinan dan penindasan. Ada budak yang sungguh baik, menerima jabatan tinggi, mengurus harta, menjadi bendahara, dan dipercaya oleh pemiliknya. Bahkan  kadang, karena jasanya yang besar pada tuannya, seorang budak bisa dibebaskan dan menjadi warga negara Roma, menjadi orang merdeka dan mendapat surat resmi dari pengadilan Roma.

Bacaan Injil hari ini mengisahkan bagaimana Yesus memakai perumpamaan seorang hamba yang setia menjalankan tugasnya bukan karena ia ketakukan akan majikannya. Biasanya seorang bawahan patuh karena ada atasannya. Ia melakukan tugasnya bila diawasi, dihukum bila salah, dan diberi hadiah bila baik kerjanya.

Yesus mengajak pendengarnya untuk tidak bermental seperti para budak Roma, namun menjadi pekerja yang tahu kewajiban, selalu berjaga-jaga, dan setia pada tugas entah diawasi atau tidak.

Ketika seorang anak bisa melakukan tugasnya dengan baik, tanpa diawasi, ia berkembang menjadi orang yang dapat bertanggungjawab dan diandalkan. Sebaliknya bila seseorang selalu harus diawasi agar bekerja baik, ia memiliki mental seorang budak!

Mana yang kita pilih?

Translate »