Bacaan I : Pengkotbah 11: 9-12:8
Injil : Lukas 9: 43b-45
Tuhan yang Menderita
Mungkin bagi kebanyakan orang apalagi orang yang tidak meyakini Yesus sebagai Tuhan sang Juru Selamat akan sulit memahami bahwa Yesus menderita dan wafat di Kayu Salib. Mereka akan menyangsikan kealahan Yesus. Bagaimana mungkin Tuhan menderita dan mati. Bukankah Tuhan tidak bisa menderita dan tak bisa mati? Allah bagaimanakah yang demikian ini? Pertanyaan ini memang sulit untuk dinalar, namun di balik pertanyaan ini ada sebuah berkah yang sungguh tersembunyi bagi kita. Dalam sengsara dan wafatNya di Kayu Salib, kita melihat Allah kita sebagai Allah yang lemah, Allah yang bisa merasakan sakit, Allah yang solider pada kelemahan kita. Justru kita bersyukur, karena dengan sengsara dan kematianNya Yesus menunjukkan kepada kita bahwa Ia sebagai Allah tidak hanya tinggal diam melihat kelemahan, kedosaan dan penderitaan kita. Ia mau ikut merasakan kelemahan dan penderitaan kita.
Jika Yesus yang adalah Allah mau ikut merasakan penderitaan kita, kitapun juga diminta untuk memiliki semangat yang sama, yaitu mau ikut solider serta mau ikut merasakan penderitaan, kelemahan dan kemiskinan saudara-saudara kita. Santo Vincentius a Paulo, rasul kaum miskin mengajari kita akan hal ini. Ia tidak tinggal diam melihat penderitaan banyak kaum miskin. Ia mau berbuat banyak bagi mereka. Di sekitar kita banyak sekali orang miskin di jaman moderen ini. Mereka bukan miskin materi, namun miskin hati, miskin kasih, miskin perhatian dan juga miskin sosial. Maka kitapun juga diminta oleh Tuhan untuk memberikan hati kita, telinga kita, perhatian kita untuk membantu mereka semua. Semoga Tuhan tetap membantu kita untuk mewujudkan niatan baik ini. Amin.