Bacaan I : Sirakh 17: 24-29
Injil : Markus 10: 17-27
Penulis Kitab Sirakh dengan tegas dan lantang mengatakan kepada para pembacanya: “Kembalilah kepada Yang Mahatinggi dan berpalinglah dari yang durjana”. Perkataan ini disampaikan oleh sang penulis kepada bangsa Israel yang saat itu sedang mengalami disorientasi iman. mereka adalah orang-orang yang beriman kepada Yahwe. Namun karena terjajah oleh bangsa Yunani maka mereka mulai berpaling kepada nilai-nilai Yunani yang dianggap sedemikian materialistis. Allah mereka ganti dengan materi, dengan berhala berupa patung maupun uang. Materialisme memang sungguh menyesatkan bila kita tidak berhati-hati dalam menyikapinya.
Hari ini Tuhan juga mengingatkan kita dalam percakapanNya dengan seorang anak muda yang kaya raya. Anak muda ini begitu ingin menjadi baik, dan menurut Tuhan menjadi baik berarti berani untuk mengambil jarak dari harta benda yang kita miliki. Artinya harta benda adalah baik, namun manusia bukanlah hamba harta benda, sebaliknya harta benda dimiliki oleh manusia sebagai hasil usahanya. Namun jangan samai harta benda kita justru mengendalikan kita, mengontrol hidup kita. Harta benda adalah untuk manusia dan bukan manusia untuk harta benda. Tuhan memberikan harta benda kepada kita agar kita dapat hidup dengan layak. Namun sekali lagi kita tidak diciptakan oleh Tuhan untuk menjadi hamba harta benda. Harta adalah baik namun bukan segala-galanya.
Berdasarkan pada kesadaran ini maka marilah kita mohon kepada Tuhan agar kita diberi kekuatan untuk selalu dapat mengendalkan Tuhan dalam hidup kita dan bukan hanya melulu mengandalkan harta benda kita yang sewaktu-waktu dapat hilang dari genggaman dan pandangan kita. Sebaliknya kita diminta oleh Tuhan untuk mengandalkan Dia yang tidak akan hilang ataupun lekang oleh apapun juga. Tuhan tidak akan pernah hilang dari gengaman maupun hidup kita. Amin.
