Mat 8:18-22

 

Seperti sang ahli Taurat dalam bacaan Injil hari ini, kita umat Katolik sering dengan gampang mengatakan, “Aku mau ikut Yesus.” Tentu saja kita semua mau ikut Yesus, bukankah dia sang Hidup, Jalan, dan Kebenaran? Bukankah dia sang juruselamat? Pasti kita mau ikut Dia. Tapi benarkah kita bersedia? Benarkah kita siap? Mengikuti Yesus tidaklah segampang yang kita bayangkan.

 

Dalam bacaan ini Yesus pertama menyuruh murid-muridnya untuk menyeberangi Danau Galilea. Kita bisa melihat ini sebagai panggilan bagi kita untuk berpindah tempat tinggal. Banyak saudara kita yang harus menyeberangi lautan besar untuk mengadu nasib di luar Indonesia, di negara yang pertama-tama sangat asing bagi mereka. Bisa juga menyeberang danau adalah simbol untuk menjalani sesuatu yang sangat tidak biasa buat kita. Pekerjaan baru, sekolah baru, cara berpikir baru. Mungkin danau yang diseberangi itu adalah suatu peristiwa besar yang sangat merubah hidup kita. Hidup baru di seberang danau itu menjadi hidup yang sangat lain dari hidup kita sebelumnya.

 

Kemudian Yesus mengatakan bahwa Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepalanya. Hidup mengikuti Yesus seringkali menuntut kita untuk selalu bergerak, selalu berubah. Perubahan ini bukan semata-mata untuk berubah, tapi demi bertumbuhnya iman kita, untuk semakin mendekatkan diri denganNya. Tidak punya tempat bersandar yang permanen memang tidak nyaman. Tapi jika kita cepat puas, jika kita meletakkan kepala kita terlalu lama dan tidur terlelap, kita akan melewatkan ajakan-ajakan Tuhan untuk ikut serta dalam karya penyelamatanNya dan menikmati rahmat kasihNya.

 

Terakhir, Yesus mengajak mereka yang ingin mengikutiNya untuk bergerak sekarang juga. Banyak dari kita punya kebiasaan untuk menunda-nunda. Banyak alasan yang bisa kita berikan. Ajakan dari Tuhan untuk kita adalah sekarang juga, bukan untuk besok, bukan untuk nanti. Jangan disalahartikan bahwa untuk mengikuti Tuhan kita harus berlaku tidak hormat pada orang tua, seperti menelantarkan orang tua yang sudah meninggal. Maksud Yesus adalah mengkritik alasan yang dibuat-buat. Hanya diri kita sendiri yang tahu apakah alasan yang ada di pikiran kita adalah untuk menunda-nunda saja. Jika kita bisa jujur pada diri kita sendiri, maka alasan semacam itu harus kita singkirkan supaya tidak menghalangi kita untuk mengikuti Tuhan saat ini juga.