Bacaan I : Yesaya 58: 9-14
Bacaan Injil : Lukas 5: 27-32
Dunia terlalu banyak didera berita buruk. Sedari dulu. Bukan baru-baru ini saja. Tak henti kita disodori kabar yang memilukan hati. Koran kuning yang menyajikan berita seputar “dunia hitam” kriminalitas dan seks, bisa hidup dan berkembang karena banyak orang yang diam-diam menyukai berita buruk: skandal, kejahatan, nasib malang nan tragis. Ke dalam dunia yang absurd inilah Yesus hadir. Di tengah situasi manusia yang lupa akan sejati dirinya yang diciptakan untuk merayakan sukacita, untuk bahagia dan membagikannya, Ia membawa Injil. Bukan sebuah Kitab Suci yang rapi tersusun tercetak tinta emas yang turun dari langit, melainkan sebuah pengajaran yang menawarkan transformasi cara pandang dan bersikap, lewat kata, sikap dan langkah laku. Sebuah tawaran dan tantangan untuk hidup yang lebih hidup, bermakna, bermanfaat, bermartabat.
Kata Injil merupakan serapan kata dari bahasa Arab ?????? ?In??l, yang berasal dari bahasa Yunani ?????????? (euangelion) yang berarti “Kabar Baik”. Bahasa Inggris untuk Injil, Gospel, juga punya akar makna yang sama, dari bahasa Inggris Kuno g?d-spell yang berarti “kabar baik”. Setelah ajakan pertobatan, pewartaan Injil merupakan pesan utama Yesus: Bertobatlan, dan percayalah kepada Injil (Mrk 1:15). Hidupnya sendiri merupakan sebuah kabar baik. Bukan saja Ia menyembuhkan orang sakit fisik melalui mukjijat, Ia juga menyentuh mereka yang sakit secara moral maupun spiritual, baik yang sakit ringan maupun yang akut, yang sedih susah, yang berbeban berat dan kehilangan cakrawala pandang hidup. Ia mengajarkan, bukan berpikir positif dan memotivasi diri, melainkan menemukan dan memunculkan identitas dasar kita sebagai anak-anak Bapa yang dikasihi, terutama lewat kepedulian pada orang lain dan sikap ringan tangan untuk membantu, dan bukannya berpusat pada kesuksesan diri sendiri.
Injil hari ini salah satu pernyataan kabar baik tersebut. Lugas ia sampaikan: bukan orang yang sehat yang membutuhkan dokter, melainkan mereka yang sakit. Bukan untuk orang yang berperilaku terpuji Aku datang, melainkan untuk para pendosa, agar mereka berbalik dan bertobat. Jelas. Ia datang justru untuk memeluk mereka yang tersingkirkan, mencari yang hilang, membalut mereka yang luka tersayat dosa. Ia tak takut dianggap membuat skandal. Ia tak berperilaku sangat hati-hati menjaga image. Wajar saja ia membawakan diri yang peduli dan pengertian, penuh kasih sayang dan sangat berbelas kasih. Sementara orang-orang termasuk kita tak jarang sibuk memberi label dan berkasak kusuk membicarakan kelemahan dan kejatuhan orang lain sembari tak lupa memberi bumbu-bumbu analisa dan cerita yang membuat tak jelas lagi batas fakta dan imaginasi atas data.
Dalam masa Pra Paskah ini, kita dipanggil untuk lebih tekun mengikut Yesus Sang Guru. Termasuk dalam mewartakan kabar gembira. Termasuk menjadi kabar gembira. Bagi orang yang sedih. Bagi orang yang terluka. Bagi orang yang sengsara. Tak kurang jumlahnya mereka ini di sekitar kita, dan bisa jadi kita termasuk di antaranya pula! Dunia sudah terlalu banyak menggendong berita buruk. Semoga kehadiran kita bisa membuatnya sedikit lebih cerah. Lewat perhatian ekstra untuk keluarga, teman dan sesama. Lewat kemurahan dan kerelaan hati berbagi, tak hanya soal donasi materi, namun juga waktu, perhatian, daya, tenaga, pikiran, perasaan, dsb. Semoga, bersama Dia dan dalam naungan rahmatNya, kita dapat menjadi pewarta Injil yang lebih baik lagi. Lewat kata-kata, kalau perlu. Semoga.
