HARI RAYA SEMUA ORANG KUDUS.
 
Wahyu 7:2-4, 9-14
1 Yohanes 3:1-3
Matius 5:1-12a
Saudara-saudariku terkasih,
    Di Hari Raya Semua Orang Kudus ini saya diingingatkan akan pengalaman selama kurang lebih delapan tahun yang lalu di paroki St. Mary, Escondido, keuskupan San Diego, California. Setiap tahun pada hari perayaan Semua Orang Kudus, para murid sekolah St. Mary merayakan Ekaristi. Mereka mempunyai tradisi yang sangat menarik. Setiap anak kelas satu diminta untuk mengenakan pakaian khas dari orang kudus yang menjadi pelindungnya. Setelah bacaan Injil, sebelum homily anak-anak ini diminta ke depan altar dan memperkenalkan dirinya misalnya: “Saya adalah Michael Malaekat Agung, kepala pasukan/laskar surgawi. Para orangtua penuh entusias mendandani anaknya dengan pakaian yang sangat menarik yang membuat anaknya sangat bangga. Pengalaman ini memberikan motivasi yang sangat positip kepada anak-anak itu, betapapun mereka semuanya berasal dari pelbagai macam suku, bahasa dan ras.
    Bacaan pertama hari ini, dari Kitab Wahyu dikatakan bahwa Yohanes melihat seorang malaikat mucul dari tempat matahari terbit….membawa meterai Allah yang hidup. Malaikat itu memeteraikan 144.000 orang dari semua suku keturunan Israel. Dan mereka yang telah dimeteraikan itu berseru dengan suara nyaring: “Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta, dan bagi Anak Domba!” Jumlah yang sangat banyak itu melambangkan akan besarnya jumlah orang yang memperoleh keselamatan dalam dan melalui Kristus Yesus.
    Oleh karena itu saudara-saudariku terkasih, rencana keselamatan Allah sudah terbuka bagi mereka yang selalu memelihara relasinya dengan Tuhan sampai mereka menghadap Tuhannya dalam kematian. Relasi kita dengan Tuhan sudah harus kita pelihara, kita bina, kita pupuki dan selalu membuka diri bagi Tuhan untuk selalu hadir dalam kehidupan kita.
    Demikian pula dalam bacaan Injil hari ini, Yesus juga menggambarkan siapa saja yang dibilang “berbahagia,” … karena mereka akan melihat Allah. Ucapan “berbahagia” itu tidak hanya untuk para murid, tetapi untuk kita semua.
Saudara-saudari terkasih,
    Gambaran seperti apakah Kerajaan Allah itu? Orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah mereka yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. Berbahagialah mereka yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. Berbahagialah mereka yang dicela dan dianiaya, dan difitnah, bersukacita dan bergembiralah, karena besarlah ganjaranmu di surga.
    Lalu, bagaimana caranya agar kita bisa masuk dalam daftar orang-orang yang dikatakan berbahagia itu? Hari ini kita semua, anda dan saya ditantang untuk bisa digolongkan dalam daftar itu. Pada akhir bacaan Injil hari ini memberikan kita peluang dengan statement: “Berbahagialah orang yang mendengarkan Sabda Tuahn, dan tekun melaksanakannya.” Allah mencintai kita bukan karena kita ini sempurna, tetapi karena kitapun bisa seperti Allah yang penuh belaskasih kepada sesama kita. Upah kita besar di surga. Amin.