Kami, 30 Maret 2017
Kel 32:7-14
Yoh 5:31-47
Yesus heran dengan ketegaran hati orang-orang Yahudi yang menolak kehadiran Nya. Sekalipun mereka sudah belajar dan hafal seluruh isi kitab Taurat, dan telah menyaksikan pekerjaan atau pelayanan Yesus kepada orang-orang yang menderita, namun mereka tetap menolak dan tidak percaya kepada Yesus Kristus. Sebaliknya justru orang-orang yang sederhana dan mereka yang dianggap pendosa misalnya pemungut cukai, mudah untuk membuka diri, bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus.
Oleh karena itu, tidak cukup bagi orang yang ingin mengalami rahmat Tuhan hanya mengandalkan kekuatannya sebagai manusia. Untuk bisa percaya dengan total dibutuhkan pengosongan dan penyangkalan diri dari segala bentuk kesobongan. Orang yang sombong adalah mereka yang sudah merasa lebih dari yang lain sehingga ia tidak siap untuk menerima kehadiran Tuhan. Belas kasih Allah bisa terwujud jika manusia siap menerimanya. Kesiapan diri dari menyambut Kristus terleta pada sikap rendah hati.
Dalam kehidupan, kita sadari bahwa untuk membangun iman yang kokoh dibutuhkan kesetiaan atau ketekunan untuk menjalin relasi dengan Kristus. Fondasi hidup beriman adalah Yesus Kristus sendiri. Oleh karena itu perlu sungguh penting menjaga hidup rohani ; relasi yang dekat dengan Kristus. Orang yang rendah hati mudah untuk menerima dan mengalami kebaikan Tuhan Yesus Kristus. Hambatan yang besar datang dari dalam diri yang masih dikuasai oleh kesombongan diri.
Marilah berdoa:
Allah yang Maha Kasih, kami bersyukur atas kehadiranMu ditengah-tengah hirup-pikuk kehidupan ini. Kuatkanlah kami agar bisa setia mengikuti panggilan sebagai murid-murid Kristus. Kami akan senantiasa berjalan di jalan yang benar karena iman kepada Mu, Tuhan Yesus Kristus. Sebab Dikaulah penyelamat kami, Amin.