Peringatan Santo Benediktus Abbas
Kalau anda pernah tinggal di biara Trapis atau Benediktin, kita akan merasakan pusat kehidupan utama mereka: doa, kerja, kesederhanaan, dan hospitalitas. Santo Benediktus menuliskan regula/aturan hidup membiara yang dia dirikan di abad 5 Masehi. Gaya hidup kelompoknya menjadi dasar hidup iman Kristiani di Eropa.
Sebelum menuliskan aturannya, Benedik melihat bahwa kemalasaan dan penundaan menjadi salah satu akar dari hidup rohani yang tidak maju. Malas bukan hanya soal pekerjaan atau kegiatan harian, tapi lebih pada tak ada kehendak untuk berkembang lebih dalam olah rohani. Kemalasan rohani akan menuntun pada situasi diri yang lemah dan tak berdaya. Orang lain perlu mendorong, menarik, bahkan memecut agar mau maju.
Bagun!
Itu kata pertama dalam tulisan “Aturan Santo Benediktus.” Inilah waktu bagi kita untuk bergerak dari keadaan rohani yang membuat tidak berubah. Kita jatuh pada keyakinan bahwa kita ada untuk menikmati hiburan, kemudahan dan membuat hidup nyaman.
Dia melanjutkan bahwa tidur itu penting. Bahkan ada orang yang tidur selama 18 sampai 20 jam sehari. Jika kamu tidur lebih dari 7 jam sehari, kamu perlu bertanya pada diri sendiri, “Apakah aku seorang pemalas?”
Ada banyak hal yang bisa dilakukan. Kamar mandi perlu dibersihkan, rumput perlu dicukur, apakah kita berdoa pagi dan sore; apakah kamu menolong orang? Adakah buku yang bisa saya baca? Jika ada.. bangunlah!
Disiplin
Santo Benediktus menekankan disiplin keras pada para pengikutnya. Pusat kegiatan mereka ada pada “disiplin dan patuh”. Hal itu bukan hanya untuk membuat hidup teratur tapi membangun karakter pribadi yang baik. Semua orang mengerjakan hal yang sama pada waktu yang bersamaan, dan taat pada pemimpin mereka. Tak perlu ada kompain atau keluhan. Semua dilakukan sesuai aturan dari pembesar dan atasan.
Untuk melawan kemalasan, orang perlu membuat jadwal hidup. Jika engkau punya keluarga, buatlah jadwal. Jika kamu hidup hanya dengan pasangan, buatlah jadwal. Jika kamu hidup sendiri, buatlah jadwal dan taatilah itu dengan disiplin.
Benediktus menekankan “Ora et Labora.” Bekerja dan berdoa! Doa menjadi dasar hidup bersama dan pribadi. Doa menjadi senjata paling ampuh untuk melawan perang spiritual antara Roh baik dan Roh jahat.