Header image alt text

indonesian catholic online evangelization

Mengubah Wawasan

Posted by admin on August 24, 2018
Posted in renungan 

Jumat, 24 Agustus 2018, Pesta St. Bartolomeus, Rasul

Bacaan I               : Wahyu 21: 9b-14

Injil                         : Yohanes 1: 45-51

 

Mengubah Wawasan

 

Mungkinkah suatu hal yang baik datang dari Nazaret ? Itulah sepenggal kalimat yang diungkapkan oleh Bartolomeus atau Natanael. Ia mengungkapkan demikian bukan karena ia anti dengan Nazaret, namun lebih karena mentalitas orang Yahudi pada masa itu. Nazaret adalah sebuah desa kecil yang tak pernah diperhitungkan. Ia adalah back water of back water, artinya suatu daerah yang sangat terpencil dan tak diperhitungkan sama sekali. Jadi wajar jika Bartolomeus sangsi jika Mesias yang diberitakan oleh Philipus kepadanya datang dari Nazaret.

Demikianlah adanya bahwa tak selamanya hal yang besar berasal dari hal yang besar, dan tak selamanya hal yang kecil menghasilkan hal yang kecil. Namun kalau kita melihat alam ciptaan Tuhan kita bisa melihat bahwa banyak hal justru berasal dari hal yang kecil. Demikian pula dalam sejarah umat manusia, banyak tokoh besar justru terlahir dari keluarga sederhana, dari kalangan kecil dan tak diperhitungkan. Dalam Mazmur kita juga mendengar dan membaca bahwa Tuhan menggunakan “mulut kanak-kanak dan bayi” untuk membungkam orang-orang besar. Hal inilah yang terjadi dengan Bartolomeus; Yesus yang berasal dari daerah kecil terpencil dan ia anggap sebelah mata justru mencelikkan matanya bahwa Mesias dapat saja berasal dari kalangan kecil.

Pengalaman Bartolomeus ini membukakan mata kita bahwa kitapun tak bisa menyepelekan hal-hal kecil dalam hidup kita. Sering Tuhan justru banyak bersabda dan bertindak lewat hal-hal kecil dan sederhana. Kita juga melihat karya-karya kerahiman Tuhan dalam berbagai penampakan, baik oleh Yesus sendiri ataupun oleh Bunda Maria justru terjadi berkat perantaraan orang-orang yang dianggap kecil dan tak diperhitungkan. Kita bisa melihat hal ini dalam penampakan Bunda Maria baik di Lourdes maupun di Fatima, Guadalupe dan sebagainya. Semua penampakan itu justru dialami oleh orang-orang yang dianggap tidak penting sama sekali. Bersama Santo Bartolomeus kita berdoa agar Tuhanpun juga membukakan wawasan kita sebagaimana Ia membuka wawasan Bartolomeus hingga ia memiliki pola pikir yang baru tentang Mesias. Kiranya kita pun juga memiliki wasan yang baru tentang Mesias, sang Juru Selamat kita lewat hal-hal kecil yang kita alami. Amin. Tuhan memberkati.

Undangan

Posted by admin on August 22, 2018
Posted in renungan 

Kamis, 23 Agustus 2018, P Fak. St. Rosa dari Lima

Bacaan I               : Yehezkiel 36: 23-28

Injil                         : Matius 22: 1-14

 

Undangan

 

Pernah suatu kali saya mengundang teman sesama mahasiswa asing di Universitas Nantes untuk makan malam bersama di komunitas. Dengan semangat saya menyiapkan makanan yang saya anggap sangat istimewa. Namun saat semuanya telah tersedia, teman yang diundang tak datang dengan alasan yang tak masuk akal. Jelas saja hal ini menimbulkan kejengkelan yang luar biasa, hingga saya pribadi mengatakan pada diri saya sendiri; cukup … tak ada undangan lagi untuk pribadi tersebut.

Mungkin rasa jengkel, marah, kecewa inilah yang dialami oleh raja yang mengundang orang untuk datang dalam pesta perkawinan yang ia buat. Banyak orang ia undang namun tak satupun yang datang memenuhi undangan pestanya. Hal yang sama juga terjadi dalam relasi kita dengan Tuhan. Ia membuat banyak sekali undangan untuk umat manusia supaya datang dalam pesta yang Ia buat, yaitu pesta dalam kehidupan abadi. Namun banyak yang tak menanggapi undanganNya karena menganggap bahwa undangan Tuhan tak menarik. Ada pula yang menyatakan bahwa Tuhan tidak nyata alias hayalan orang-orang yang menganggap bahwa Dia ada, namun tak sedikit pula yang sungguh-sungguh menyiapkan diri untuk masuk dalam undangan Tuhan. Meskipun mereka mengalami banyak godaan, tantangan dan bahkan cemoohan, namun mereka tetap datang karena yakin bahwa undangan Tuhan tidaklah sia-sia.

Bagi kita yang hidup dalam dunia saat ini yang sedemikian sarat dengan tantangan untuk tidak mengakui kuasa Tuhan, undangan Tuhan ini sungguh suatu jawaban bagi kita bahwa Ia sungguh serius menyiapkan segala sesuatu untuk kita. Bersama Santa Rosa dari Lima, seorang mistikus dari kota Lima, Peru, Amerika Selatan, kita mohon bantuan doanya agar kita seperti halnya dirinya mampu menyiapkan diri untuk datang memenuhi undangan Tuhan yang dapat datang kapan saja tanpa terduga-duga sebelumnya. Amin. Tuhan memberkati;

Keadilan Tuhan

Posted by admin on August 21, 2018
Posted in renungan 

Rabu, 22 Agustus 2018, PW. Santa Maria Ratu

Bacaan I               : Yehezkiel 34: 1-11

Injil                         : Matius 20: 1-16

 

Keadilan Tuhan

 

Prinsip keadilan bukanlah sama rata, sama rasa. Ini bukanlah keadilan Kristiani, namun sebaliknya keadilan versi komunisme. Ide dasar dari komunisme adalah komunitas awal Kristiani, yaitu kisah hidup para rasul di awal Kristianisme, mereka; para Rasul dan orang-orang Kristen awali memberikan segala harta milik mereka kepada para rasul dan akhirnya semuanya dibagikan untuk yang membutuhkan sehingga tidak ada ketimpangan sosial ataupun kecemburuan. Ide inilah yang awalnya ingin diterapkan dalam komunisme, meskipun akhirnya jauh melenceng sehingga yang muncul adalah konsep sama rata sama rasa. Jelas suatu hal yang sama sekali tidak adil. Bagaimana mungkin orang yang bekerja keras, disiplin, dan penuh pengabdian mendapatkan hak yang sama dengan orang yang malas dan tak mau bekerja sama sekali serta tak ada kehenak untuk memberikan dirinya. Jelas sama sekali tidak mungkin.

Kisah inilah yang kira-kira melatarbelakangi banyaknya kritik orang-orang Kristen atas perikop Injil yang kita baca hari ini. Dalam perikop ini kita mendapati perumpamaan tentang tuan kebun anggur yang memberi upah sama rata kepada orang-orang yang ia panggil untuk bekerja di kebun anggurnya. Kesepakatannya jelas satu dinar satu hari. Singkat cerita bahwa ada beberapa orang yang ia undang untuk bekerja di kebun anggurnya protes karena mereka bekerja dari pagi sampai petang upahnya satu dinar. Sementara ada orang lain yang bekerja lebih belakangan upahnya sama, satu dinar. Sebenarnya dalam hal ini tidak ada yang salah dengan kesepakatan antara tuan kebun anggur tersebut dengan orang-orang yang ia upah. Mungkin letak rasa tidak adilnya adalah dalam durasi waktunya sehingga terasa tidak adil.

Dalam kehidupan beriman, sering kita juga menjumpai hal yang demikian. Banyak dari antara kita terkadang merasakan bahwa tindakan Tuhan terkadang tidak adil. Kita merasakan demikian karena hanya berpatokan pada apa yang kita lihat dan kita pikirkan. Kehidupan manusia hanyalah sawang sinawang; artinya saling melihat. Apa yang kita lihat belum tentu benar. Mungkin kita melihat orang yang sungguh kaya dan tampaknya bahagia. Namun dalam kenyataan tidaklah demikian. Di lain pihak kita melihat orang yang tampaknya miskin dan menderita namun sebenarnya tidaklah demikian. Maka dalam hal ini, tidaklah benar jika kita mengukur keadilan Tuhan dengan pola pikir kita. Kita mohon kekuatan dan kebijaksanaan Tuhan agar mampu melihat segala sesuatu lebih jelas sesuai dengan kebijaksanaan dan keadilan Tuhan. Kitapun juga mohon bantuan doa Santa Perawan Maria Ratu Rosario, agar berkat bantuan doanya kita mampu memahami kebijaksanaan Tuhan dalam hidup kita. Amin. Tuhan memberkati.

 

 

Belenggu

Posted by admin on August 20, 2018
Posted in renungan 

Selasa, 21 Agustus 2018, PW. Santo Pius X

Bacaan I               : Yehezkiel 28: 1-10

Injil                         : Matius 19: 23-30

 

Belenggu

 

Tidak semua orang super kaya bangga dengan kekayaannya. Banyak dari antara mereka tidak membanggakan apa yang dimilikinya namun sebaliknya mereka bangga akan proses yang telah mereka tempuh untuk bisa meraih semua hasil capaian yang telah mereka miliki. Mereka sungguh menyadari bahwa segala sesuatu yang mereka miliki, semua hal yang telah mereka raih tidaklah abadi. Sebaliknya yang abadi adalah perbuatan baik dan benar yang telah mereka lalukan. Maka tak heran jika banyak dari antara orang-orang yang super kaya itu memberikan sebagian dari apa yang mereka miliki untuk karya kemanusiaan. Mereka sungguh menghayati apa yang dikatakan Yesus pada hari ini, “lebih mudah seekor unta masuk lewat lubang jarum dari pada seorang kaya masuk dalam kerajaan surga”.

Sabda Yesus ini bukan berarti bahwa Yesus anti dengan orang-orang yang memiliki banyak harta, tidak sama sekali. Yesus ingin agar para pendengarNya , terutama para murid memiliki kesadaran bahwa harta milik jika tidak digunakan dengan semestinya justru menghambat relasi kita dengan Tuhan dan juga dengan sesama. Sabda Yesus ini jika kita uraikan lebih dalam lagi konsekuensinya sungguh sangat banyak. Sebagai contoh, rasa serakah ataupun haus kekuasaan. Ujung dari kedua hal ini pada dasarnya adalah harta milik. Serakah adalah sifat ingin menguasai sesuatu hal untuk dirinya sendiri demi memuaskan diri. Haus kekuasaan demikian juga; tujuan utamanya adalah ingin menguasai orang lain supaya rasa haus akan kuasanya terpenuhi.

Kedua contoh sifat di atas ujung pangkalnya adalah keinginan untuk memiliki tanpa mau berbagi. Konsekuensi dari serakah dan haus kekuasaan adalah eksploitasi atas orang lain, terutama mereka yang dianggap lemah. Eksploitasi inilah yang membuat seseorang terhalang hubungannya dengan Tuhan dan sesama. Karena sikap ini pula maka Yesus mengatakan bahwa lebih mudah seekor unta masuk lewat lubang jarum dari pada seorang yang kaya masuk ke dalam kerajaan surga. Maka dari itu kita berdoa, mohon kepada Tuhan supaya diberi kekuatan untuk menggunakan segala yang kita miliki dengan bijaksana sesuai dengan keinginan Allah. Jangan sampai apa yang kita miliki membelenggu kita dan menjauhkan kita dengan Tuhan. Amin. Tuhan memberkati.

Hidup Kekal

Posted by admin on August 19, 2018
Posted in renungan 

Senin, 20 Agustus 2018, PW. Santo Bernardus

Bacaan I               : Yehezkiel 24: 15-24

Injil                         : Matius 19: 16-22

 

Hidup Kekal

 

Sokrates, dia adalah seorang filsuf Yunani yang mula-mula memperkenalkan orang-orang muda Yunani untuk mau menggunakan akal sehat mereka dan bukan hanya percaya kepada mitos. Karena sepakterjangnya yang dianggap membahayakan, Sokrates dihukum mati dengan cara meminum racun pohon cemara. Namun ia tak mau dipaksa meminum racun, sebaliknya secara sukarela ia meminum racun itu sementara ia dekelilingi oleh orang-orang yang ia cintai, yaitu keluarga dan murid-muridnya. Taka da sedikitpun rasa takut mati dalam dirinya, karena ia percaya akan kehidupan kekal. Saat ia meminum racun, ia dengan tertawa riang mengatakan kepada orang-orang yang mengelilingi dia, kenalilah dirimu sendiri.

Apakah hubungan antara mengenal diri dan kehidupan kekal? Jelas sekali bahwa jika kita mengenal diri sendiri otomatis kita mengenal Tuhan, dengan catatan bahwa kita orang yang percaya kepada Tuhan. Bila kita mengenal Tuhan maka kita tak perlu lagi bertanya, apakah yang harus kuperbuat untuk mendapatkan hidup yang kekal sebagaimana dilakukan oleh anak muda yang mendatangi Yesus. Anak muda itu bertanya kepada Yesus tentang syarat untuk mendapatkan hidup yang kekal. Yesus hanya mengatakan bahwa yang perlu ia lakukan hanyalah menjual segala sesuatu yang ia miliki dan mengikuti Yesus. Sebagaimana telah dikatakan di atas, bahwa bila kita mengenal diri sendiri maka kita mengenal Tuhan. Dalam hal ini Yesus adalah Tuhan. Bila kita kita mengenal Yesus maka kita mau mengikuti Dia. Jadi syarat utama bagi kita untuk mendapatkan hidup yang kekal adalah mengenal Yesus, Sang Jalan Kebenaran dan Hidup.

Kata-kata di atas memang terasa mudah untuk diucapkan namun sangat sulit untuk dilakukan. Namun bagi kita orang yang sungguh mencintai Yesus maka tak ada istilah mustahil bagi kita untuk mengenal Dia. Bagaimana caranya? Tentu saja dengan mengenal setiap kata-kataNya. Sebagaimana kita mengenal orang lewat pribadinya dan kata-katanya, demikian pula kita bisa mengenal Yesus lewat kata-kata dan kepribadianNya yaitu dalam Kitab Suci. Semoga dengan ketekunan kita untuk mengenal Yesus lewat sabdaNya kitapun juga mampu untuk mengikuti Dia dengan sepenuh hati kita, dengan demikian kitapun akan mendapatkan hidup yang kekal. Amin. Tuhan memberkati.

Translate »